CAHAYA COMPUTER ==>> SERVICE HANDPHONE, COMPUTER, LAPTOP, CAMERA DIGITAL, TELEVISI, KAMI JUGA MELAYANI PERBAIKAN :MONITOR,HARDISK, PEMASANGAN INTERNET, JARINGAN KOMPUTER, MENGEMBALIKAN PARTISI TEHAPUS ATAU TERFORMAT, CETAK FOTO KILAT, RENTAL, DAN PENGETIKAN.SCANER, BECKUP CD,JULABELI, TUKAR TAMBAH, PANGGILAN, ALAMAT KANTOR SUMBERBENDO JOGOROTO JOMBANG JATIM, TLP 0321-698-2119 / 085649-615-631. BUKA TIAP HARI JAM 07:00 SAMPAI JAM 05:00 PAGI.email : cahaya.comp@yahoo.co.id

30- MODUL HUTBAH. PIDATO. CERAMAH. SAMBUTAN. MC

14 komentar:

  1. Perintah haji dan qurban

    PERINTAH HAJI DAN KURBAN

    Haji dan Kurban merupakan perintah Allah Swt yang ditujukan bagi umat islam yang mampu melaksanakannya. Mampu secara ekonomi dan juga memiliki niat yang kuat untuk melaksanakan dua perkara tersebut hanya semata-mata karena Allah Swt, karena ujian bagi umat islam yang kaya adalah pelit dalam mengeluarakan sebagian hartanya untuk menunaikan perintah Allah dalam berkurban. Jika umat Islam memperhatikan perintah Allah Swt terhadap kedua perkara tersebut maka mereka tidak pantas untuk tidak melaksanakannya.

    Perintah Ibadah Haji

    Allah swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 197

    Artinya “ Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barang suapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah bantahan didalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada Ku hai orang-orang yang berakal. ( QS. AL Baqarah : 197 ).

    Bulan haji sudah ditentukan oleh Allah waktunya yaitu dari sejak bulan Syawal, Dzulqo’dah, dan Dzulhijjah. Jadi, siapa saja yang mendapatkan kewajiban melaksanakan Ibadah haji jangan berbuat maksiat dan jangan berbuat fasik serta jangan sampai bertengkar pada saat melaksanakan ibadah haji.

    Bangsa Indonesia dari mulai tanggal 28 November kemarin sudah memberangkatkan jamaahnya menuju tanah suci Makkah dan Madinah semata-mata untuk melaksanakan Ibadah haji. Ibadah haji adalah kewajiban seketika, yaitu kewajiban bagi seorang muslim yang pada saat itu berniat untuk haji dan mampu dalam segala hal.
    Jadi, ibadah haji hanya dikhususkan bagi yang mampu, bagi yang punya bekal, yang ada biaya tidak hanya sekedar biaya untuk berangkat haji tapi juga biaya untuk keluarga yang ditinggalkannya.

    Allah mengatakan didalam firman Nya surat Ali Imran ayat 97 :
    Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata ( diantara ) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya ( Baitullah itu ) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah maha kaya ( tidak memerlukan sesuatu ) dari semesta alam. ( QS. Ali Imran : 97 ).

    Didalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan Imam Tirmidzi, Allah berfirman :

    Artinya : “ Sesungguhnya hambaKu yang Aku sehatkan badannya, yang Aku luaskan rizkinya, tetapi dia tidak juga mau berangkat memenuhi panggilan Allah, dia tidak mau melaksanakan haji sampai waktu lima tahun dia tidak juga berkunjung kepada Ku, maka orang itu termasuk orang yang tertutup, rugi dan sia-sia “.

    BalasHapus
  2. Ibadah haji merupakan panggilan Allah. Setiap manusia diperintahkan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu sebagaimana firman Allah mengatakan :

    Artinya :”Dan ingatlah, ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah ( dengan mengatakan ) : “ Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang yang thawaf, dan bagi orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh ( QS. Al Hajj : 26-27 ).

    Perintah Kurban
    Menyembelih kurban adalah suatu sunnah Rasul yang sarat dengan hikmah dan keutamaan. Hal ini didasarkan atas informasi beberapa hadits Nabi saw, diantaranya adalah:
    عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا (رواه الترمذي)

    Aisyah menuturkan dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha lebih dicintai Allah daripada menyembelih binatang. Karena binatang itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah binatang itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (HR. al-Tirmidzi dengan kualitas hasan)

    Apabila ditelaah, hadits tersebut merupakan bentuk hadits yang bersifat metaforis, wujud motivasi dari Rasulullah kepada umatnya agar melaksanakan kurban pada hari raya Idul Adha. Sebab ibadah yang paling dicintai Allah pada hari itu adalah kurban. Keridhaan-Nya bahkan tercurahkan pada orang yang menyembelih kurban sebelum darah binatang yang dikurbankan itu menetes di tanah.

    Ibadah kurban hukumnya adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah saw. Pendapat ini dikukuhkan oleh Imam Malik dan Imam al-Syafi’i. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa ibadah qurban bagi para penduduk yang mampu dan tidak dalam keadaan safar, hukumnya adalah wajib (Ibnu Rusyd al-Hafid: tth: I/314). Mereka mendasarkan argumentasinya pada dalil-dalil al-Qur’an dan hadis sebagai berikut:

    a. Firman Allah swt:
    إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
    “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar,108: 1-2)

    b. Sabda Rasulullah saw riwayat Abu Hurairah:
    مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا (رواه أحمد وابن ماجه)
    “Siapa yang memiliki kemampuan, tetapi ia tidak mau berkurban, maka sekali-kali janganlah ia mendekati mushalla kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

    Hadits ini menunjukkan bahwa ibadah kurban hukumnya wajib bagi yang mampu secara materi dan ada kesempatan untuk melaksanakannya. Mampu secara materi, menurut satu pendapat, adalah orang yang hartanya sudah mencapai nisab zakat. Adapun sabda beliau, janganlah ia mendekati tempat shalat kami, bukan berarti orang tersebut tidak sah shalatnya sehingga melaksanakan kurban terlebih dahulu. Sabda itu hanyalah teguran semata untuknya agar tidak enggan dalam berkurban jika sudah memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melaksanakannya. (al-Sindi, Syarah Ibnu Majah)

    BalasHapus
  3. Adapun pandangan bahwa ibadah kurban itu sunnah, sebagaimana yang dipegang oleh mayoritas ulama, mendasarkan argumentasinya dengan beberapa hadits dari Rasulullah saw, diantaranya:
    a. Sabda Rasulullah saw riwayat Ibnu Abbas:
    أُمِرْتُ بِالنَّحْرِ وَلَيْسَ بِوَاجِبٍ (رواه الدارقطني)
    “Aku diperintahkan untuk menyembelih kurban, dan itu bukan merupakan suatu kewajiban.” (HR. al-Daruquthni)
    b. Sabda beliau riwayat Ibnu Abbas:
    كُتِبَ عَلَيَّ النَّحْرُ وَلَمْ يُكْتَبْ عَلَيْكُمْ اْلأَضْحَى (رواه الدارقطني)
    “Diwajibkan kepadaku berkurban, dan tidak wajib atas kamu menyembelih kurban.” (HR. al-Daruquthni)

    Ibadah haji dan kurban adalah dua rangkaian amalan yang sekiranya umat islam dapat melaksanakan dengan niat semata-mata karena Allah Swt maka tidak ada ganjaran yang pantas bagi orang tersebut melainkan surganya Allah. Oleh karenanya umat islam dituntut untuk selalu memtaati perintah Allah Swt sehingga harta kekayaan yang ia miliki dan seluruh anugerah yang Allah berikan dan amanatkan kepadanya akan berkah dan bermanfaat di dunia maupun di akherat kelak.

    kekayaan yang dimiliki manusia adalah titipan Allah dan amanat Allah. Kekayaan yang melimpah ruah semuanya adalah pemberian Allah, tetapi kenapa manusia sering lupa dan menjadi sombong, tidak mau melaksanakan ibadah haji dan berkurban padahal itu semua adalah milik Allah. Dialah Allah yang memberikan harta yang melimpah ruah, pangkat dan kedudukan, jabatan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Dan Allah juga yang akan mencabut, mengambil, menghilangkan, melenyapkan pangkat, derajat dan kedudukan bahkan harta yang melimpah ruah dari siapa saja yang Allah kehendaki. Selagi kita masih mampu dan ada kesempatan untuk berangkat ketanah suci Makkah dan juga berkurban seyogyanya kita laksanakan perintah tersebut, jangan sampai menyesal dihari kelak. Wallahu A’lam Bisshawab

    BalasHapus
  4. http://makalah-artikel.blogspot.com/2007/11/makalaharticleartikel-haji.html

    BalasHapus
  5. pak dhori hutbahnya sip maju terus.......... pantang mundur. cuman kecepeten. aku sering keriiiiiiiiiiiiii. nok bhuriku yo luweh akeh seng keri..

    BalasHapus
  6. cak karim juga pas enak. cuman kuplue nenk gawe kate rotoh sampek aku nontok kudu ghuyu dw.

    BalasHapus
  7. HIKMAH QURBAN
    http://www.mediafire.com/?rg4oxty2m2t

    BalasHapus
  8. HIKMAH QURBAN
    Ada sekian banyak hikmah yang dapat kita petik dari pelaksanaan ibadah qurban ini. Namun penulis berusaha untuk menuliskannya kedalam beberapa poin:



    1. Keikhlasan dan ketulusan

    Yang sangat mengagumkan dari peristiwa sejarah qurban Nabi Ibrahim adalah keikhlasan dan ketulusan dalam menjalankan perintah Allah tanpa ada rasa berat hati, beban, ataupun ketidak tulusan dalam menjalankan perintah Allah . Memang Nabi Ibrahim sebagai manusia tentu akan merasa berat ketika mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya, yaitu nabi Ismail. Tapi kecintaan, keimanan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah jauh lebih besar daripada kecintaan terhadap anak, istri, harta, bahkan dunia dan seisinya, menjadikan perintah yang terasa berat tersebut terasa ringan, juga disisi lain Nabi Ibrahimpun yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka dan Allah akan memberikan yang terbaik untuk mereka.



    2. Kesabaran

    Bila kita renungi, peristiwa yang terjadi kepada Nabi Ibrahim dengan adanya perintah untuk menyembelih anaknya merupakan suatu peristiwa luar biasa yang membutuhkan tingkat kesabaran yang luar biasa. Apalagi anak yang harus diqurbankan adalah seorang anak shaleh yang telah dinanti-nantikannya selama puluhan tahun, dan ketika apa yang mereka nanti-nantikan tersebut hadir, lalu ada perintah untuk menyembelihnya, tentu ini merupakan suatu hal yang sangat berat dilakukan untuk ukuran manusia biasa.



    Yang luar biasa adalah kesabaran ini bukan hanya dimiliki oleh Nabi Ibrahim saja, tetapi dimiliki oleh seluruh keluarga, baik anaknya sebagai orang yang menjadi korban, ataupun istrinya sebagai seorang ibu yang telah melahirkan anak yang akan dikorbankan. Sekali lagi dalam menjalankan perintah ini sangat dituntut adanya kesabaran yang luar biasa, dan hal ini sudah dibuktikan oleh keluarga Nabi Ibrahim, sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam Al-Quran :

    “Maka tatkala sang putra itu berumur dewasa dan bisa berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku bermimpi aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”. Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

    Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, Kami berseru dan memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah meyakini mimpi kamu itu. Sesungguhnya demikianlah, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar merupakan ujian yang nyata. Dan Kami tebus putra itu dengan seekor (kambing) sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian”. (QS. Ash-Shaaffaat, ayat 102-108).

    BalasHapus
  9. 3. Ketaatan

    Perintah yang dijalankan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya yang dicintai membuktikan ketaatan yang luar biasa kepada Allah. Nabi Ibrahim telah menjadikan Allah diatas segala-galanya, termasuk anak dan istrinya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 131 : Artinya : “Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".



    Dalam surat Al-Baqarah ayat 133 Allah berfirman : Artinya : “Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".



    Demikian pula halnya dengan sang istri yaitu Hajar, wanita shalihah yang mempunyai ketaatan yang luar biasa kepada Allah , ketika mendengar perintah Allah dari suaminya beliau tidak berusaha menentangnya, karena ini adalah perintah Allah yang harus ditaati. Begitupun dengan anaknya yang akan menjadi “korban” tidak berusaha untuk mencegah atau mempengaruhi ayahnya untuk tidak melaksanakan perintah tersebut, malah sebaliknya, ia meyakinkan ayahnya, bahwa jka memang itu adalah perintah Allah , maka harus dilaksanakan. Allah mengabadikan perkataan Nabi Ismail kepada ayahnya dalam Alqur’an sehubungan dengan peristiwa ini :



    Artinya :“Maka tatkala sang putra itu berumur dewasa dan bisa berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku bermimpi aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”. Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat, ayat 102).



    Itulah ketaatan yang dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim yang merupakan contoh ketaatan yang harus diteladani. Dan buah dari ketaatan ini adalah sebagaimana yang difirmankan Allah : Artinya : “kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” (QS. Ash-Shaffat, ayat 109).



    4. Pengorbanan

    Kisah penyembelihan seorang anak oleh ayahnya dikarenakan ketaatannya kepada Allah merupakan kisah pengorbanan yang luar biasa. Pengorbanan yang bukan hanya dibuktikan oleh Nabi Ibrahim saja sebagai seorang ayah, tapi juga dibuktikan oleh Ismail dan Hajar sebagai seorang anak dan istri. Ibrahim sebagai seorang ayah tentu tidak akan mau membunuh seseorang yang menjadi darah dagingnya sendiri, apalagi yang akan dikorbankan adalah orang yang selama ini dinanti-nantikan selama puluhan tahun.

    BalasHapus
  10. Begitupun dengan Hajar, sang ibu, tentu tidak akan pernah berharap atau membayangkan bahwa anak satu-satunya yang dinanti-nantikan akan dikorbankan oleh ayahnya sendiri. Ismailpun sebagai seorang anak yang masih muda tidak akan pernah membayangkan bahwa suatu saat nyawanya akan terlepas dari jasad oleh ayahnya sendiri. Tapi demi ketaatan kepada Allah yang mereka sendiri yakin bahwa Allah tidak akan mendhalimi hambanya maka merekapun ikhlas menjalankan perintah Allah.



    5. Keimanan

    Ketaatan adalah buah dari keimanan, keimanan hadir dari keyakinan, dan keyakinan tumbuh karena adanya hujjah dan pembuktian. Keimanan keluarga Nabi Ibrahim merupakan keimanan yang didasarkan pada keyakinan yang dalam karena mereka telah melihat bukti nyata tentang eksistensi Tuhan yang diyakini dan diimaninya. Dunia dan seisinya adalah bukti eksistensi Tuhan, bahkan jagat raya yang memiliki bermilyar-milyar galaksi merupakan bukti yang nyata akan eksistensi Tuhan.



    Itu semua adalah bukti yang membuahkan keimanan pada diri Nabi Ibrahim. Allah telah mengisahkan dalam surat Al-An’am ayat 75-79 tentang pencarian Tuhan yang dilakukan Nabi Ibrahim, yang menjadikan alam raya sebagai pembuktian adanya Tuhan. Artinya : “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."



    Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."



    Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”



    Disisi lain, Allah telah memberikan bukti secara langsung kepada Nabi Ibrahim yang semakin menambah keyakinan dan keimanannya, sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 260 :



    Artinya : “Dan ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap.





    Allah berfirman: "ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

    BalasHapus
  11. Buah dari apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim adalah keimanan dan keyakinan yang sangat dalam kepada Allah , sehingga dari keimanan dan keyakinan yang dalam kepada Allah , melahirkan hal-hal sebagaimana yang telah disebutkan diatas, yaitu ketulusan dan keikhlasan, kesabaran, juga ketaatan. Sehingga apapun bentuk yang diperintahkan Allah, niscaya akan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan ketundukan. Dan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim merupakan pembuktian kualitas keimanannya kepada Allah.

    BalasHapus
  12. TEK HUTBAH JUMAH SIAP PAKAI

    www.islam.gov.my/khutbahjakim/.../15.06.2007%20- %20mensyukurikurniaandannikmatAllah(rumi).doc - Similar -

    BalasHapus
  13. khotib masjid besar arribat paling josssss. adalah bapak ustad ainul yaqin. karena bisa menidurkan 90% dari peserta jamaah jumah.

    BalasHapus

KOMENTAR ANDA. silahkan tulis disini